简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Sejak Donald Trump meluncurkan kebijakan tarif besar-besaran, nilai tukar dolar AS telah melemah hampir 10%. Langkah ini menimbulkan keraguan terhadap kepercayaan pasar pada dolar. Jika dilihat dari p
Sejak Donald Trump meluncurkan kebijakan tarif besar-besaran, nilai tukar dolar AS telah melemah hampir 10%. Langkah ini menimbulkan keraguan terhadap kepercayaan pasar pada dolar. Jika dilihat dari perbedaan suku bunga antarnegara, tampak adanya “decoupling” atau pelepasan hubungan antara imbal hasil obligasi AS dan nilai dolar. Singkatnya, meskipun imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang tetap tinggi, indeks dolar tidak menunjukkan kenaikan yang sepadan.

(Gambar 1. Pergerakan terbalik antara Indeks Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun; Sumber: M Square)
Dari korelasi antara pasar saham AS dan indeks dolar, sejak Trump menjabat, hubungan positif jangka panjang antara S&P 500 dan indeks dolar berubah menjadi pergerakan berlawanan arah.

(Gambar 2. S&P 500 vs. Indeks Dolar AS; Sumber: M Square)
Menurut laporan Bank of America FMS Fund Manager Survey, posisi jual dolar AS telah berlangsung beberapa bulan berturut-turut. Namun, dari grafik berikut terlihat bahwa tingkat posisi jual dolar dianggap sebagai “perdagangan ramai” (crowded trade) mulai menurun — hanya 8% manajer dana yang kini menilai posisi tersebut masih ramai.

(Gambar 3. Penurunan Proporsi Posisi Jual Dolar AS; Sumber: BofA)
Secara logis, investor cerdas pasti menyadari kontradiksi besar: pasar saham AS terus mencetak rekor baru, namun indeks dolar justru melemah lebih dari 10%. Mengapa demikian, jika pembelian saham AS semestinya memerlukan dolar? Jawabannya: posisi jual dolar digunakan sebagai lindung nilai (hedging).
Singkatnya, pasar menilai bahwa kebijakan tarif, undang-undang “Big and Beautiful”, serta pemotongan pajak oleh pemerintahan Trump meningkatkan kekhawatiran terhadap risiko utang AS. Namun, laba korporasi AS tetap kuat dan menarik bagi investor. Untuk menghindari risiko fluktuasi nilai tukar yang dapat menggerus imbal hasil saham, para investor melakukan short USD sebagai bentuk lindung nilai.
Sementara itu, laporan FMS menunjukkan bahwa posisi beli emas dinilai sebagai “perdagangan terlalu ramai” dengan proporsi melonjak ke 43%. Dari sudut pandang manajer dana, kenaikan harga emas saat ini bukan disebabkan oleh kekhawatiran inflasi atau resesi, melainkan oleh kenaikan yang tidak rasional.
Saat ini tidak terdapat ketegangan geopolitik besar, krisis utang, maupun ancaman resesi. Justru kondisi ekonomi menunjukkan peningkatan produktivitas. Arus dana besar ke ETF emas-lah yang mendorong harga naik terus. Namun, belum ada alasan kuat yang dapat menjelaskan potensi koreksi harga emas dalam waktu dekat.
Mengenai kebijakan Federal Reserve (The Fed), memang benar AS telah memasuki siklus penurunan suku bunga dan mengakhiri kebijakan pengurangan neraca. Secara teori hal ini mendukung emas, tetapi dalam jangka menengah, hal itu justru memperkuat korelasi positif antara harga emas dan imbal hasil obligasi jangka panjang AS.
Jika mengabaikan risiko nilai tukar dolar dan melihat potensi kenaikan harga obligasi AS, maka selain perbaikan neraca perdagangan dan transaksi berjalan (twin deficits), daya tarik obligasi AS dapat mengalihkan minat investor dari aset lindung nilai seperti emas atau saham non-AI ke arah obligasi AS.
Dengan demikian, kami lebih memilih obligasi AS dibandingkan emas atau saham non-AI sebagai aset defensif.
Analisis Teknis Emas

Harga emas terus mencetak rekor tertinggi dan mengalami koreksi ringan pada sesi Asia, dengan volatilitas per jam meningkat menjadi USD 23,6. Investor disarankan mewaspadai risiko pergerakan harga dan mengontrol eksposur posisi. Secara teknikal, emas kembali ke dalam kanal kenaikan jangka pendek, menandakan fase konsolidasi setelah kenaikan berlebihan.
Dilihat dari grafik bulanan, deviasi harga emas tergolong tinggi, namun saat ini belum ada sinyal jual yang jelas. Investor disarankan menunggu dengan sikap hati-hati tanpa membuka posisi baru.
Support: 4242 / 4181 / 4058
Resistance: 4379
Peringatan Risiko: Pandangan, analisis, riset, harga, atau data lain yang disajikan di atas hanya merupakan komentar pasar umum dan tidak mencerminkan pandangan resmi platform ini. Segala keputusan investasi menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Harap berinvestasi dengan hati-hati.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.