简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Sejak awal bulan ini, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terus meningkat, menyebabkan gejolak tajam di pasar modal global. Aliran dana asing mempercepat penarikan dari aset dol
Sejak awal bulan ini, ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok terus meningkat, menyebabkan gejolak tajam di pasar modal global. Aliran dana asing mempercepat penarikan dari aset dolar AS, sementara permintaan terhadap aset safe haven meningkat pesat—menandai perubahan struktur pasar yang semakin jelas.
Imbal hasil obligasi AS dan indeks dolar AS sama-sama menurun, mencerminkan penurunan selera risiko investor. Pada 13 Oktober, imbal hasil obligasi AS tenor 2 tahun dan 10 tahun masing-masing turun 1,63 dan 1,95 basis poin. Indeks dolar anjlok 0,56% ke level 98,977, turun hampir 9% sejak awal tahun—menunjukkan semakin kuatnya arus keluar modal.
Dalam kondisi ini, emas menjadi pemenang utama. Pada Rabu (8 Oktober), harga emas spot menembus level psikologis US$4.000 per ons untuk pertama kalinya dalam sejarah, mencatat kenaikan lebih dari 52% sejak awal tahun. Pada sesi awal Senin (13 Oktober), harga emas kembali menanjak ke US$4.060 per ons—rekor tertinggi baru—karena meningkatnya permintaan lindung nilai. Emas kembali menjadi “pelabuhan aman” bagi investor global.
Analis pasar menilai, sebagian investor memanfaatkan ketegangan perdagangan untuk melakukan profit taking karena khawatir valuasi saham AI dan teknologi terlalu tinggi. Namun, volatilitas kali ini diperkirakan tidak akan sedalam periode April lalu. Penurunan indeks saham AS terutama disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan, tekanan laba korporasi, dan penguatan dolar. Indeks S&P 500 masih mencatat kenaikan sekitar 20% sejak awal tahun, tetapi valuasi yang tinggi memicu aksi jual berbasis emosi. Kapitalisasi pasar NVIDIA anjlok lebih dari US$200 miliar dalam sehari, sementara saham Tesla dan Amazon juga terkoreksi tajam.
Pasar Eropa juga mengalami tekanan. Meskipun ekspektasi penurunan suku bunga ECB memberikan sedikit dukungan, hal itu belum cukup untuk menarik arus dana kembali. Secara keseluruhan, dana global menunjukkan pergeseran struktural—sebagian masuk ke aset safe haven seperti obligasi dan emas, sebagian lainnya beralih ke ETF pasar berkembang—namun belum membentuk tren yang solid.
Berbeda dengan volatilitas di pasar Barat, pasar saham dan obligasi Tiongkok menunjukkan ketahanan yang kuat. Pasar obligasi tetap stabil dengan reaksi terbatas terhadap berita. Beberapa lembaga riset berpendapat bahwa dampak ketegangan perdagangan saat ini bersifat sementara dan dapat dikendalikan dalam jangka panjang. Menurut riset Minsheng Bank, gesekan perdagangan kali ini kemungkinan merupakan strategi AS untuk memperoleh posisi tawar menjelang KTT APEC pada November, dengan dampak yang lebih kecil dibandingkan April lalu. Tim riset makro CMB memperkirakan bahwa Tiongkok berpotensi meluncurkan lebih banyak kebijakan stimulus pertumbuhan pada kuartal keempat.
Sementara itu, analis pasar menyoroti bahwa karena imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mendekati batas bawah target 4%–4,25%, investor dapat mempertimbangkan untuk mengurangi kepemilikan obligasi jangka panjang dan meningkatkan eksposur pada obligasi lindung inflasi guna mengantisipasi tekanan inflasi akibat tarif impor. Dolar AS mungkin akan mengalami rebound jangka pendek, tetapi dengan semakin dekatnya siklus penurunan suku bunga The Fed dan meningkatnya risiko stagflasi, potensi penguatan dolar diperkirakan melemah. Sebaliknya, emas berpotensi menguji level US$4.100 dan membentuk dukungan teknikal di area US$4.000.
Secara keseluruhan, ketegangan perdagangan global mendorong meningkatnya permintaan aset safe haven. Investor kini mencari “jangkar baru” di tengah volatilitas pasar. Emas kembali menjadi fokus utama, sementara stabilitas ekonomi dan ketahanan aset Tiongkok mulai menarik minat lembaga global sebagai alternatif pelabuhan aman baru.
Analisis Teknis Emas

Kisaran harga emas saat ini menghadapi resistensi di level US$4.150. Jika harga gagal menembus level tersebut, pergerakan kemungkinan akan berkonsolidasi dalam rentang US$4.100–US$4.150, sehingga strategi jual di area tinggi dan beli di area rendah dapat dipertimbangkan.
Resistensi: US$4.150 per ons
Dukungan: US$4.100 per ons
Peringatan Risiko
Pandangan, analisis, riset, harga, atau informasi lain di atas disediakan hanya untuk komentar umum pasar dan tidak mencerminkan pandangan resmi platform ini. Segala bentuk keputusan perdagangan menjadi tanggung jawab masing-masing investor. Harap bertransaksi dengan hati-hati.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.