Pemerintah AS Tutup Selama 8 Hari, Tekan Kepercayaan Ekonomi dan Pasar Keuangan

Pemerintah federal Amerika Serikat telah memasuki hari kedelapan penutupan, dengan kebuntuan politik yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir dalam waktu dekat. Pada hari Kamis, 9 Oktober waktu AS, Senat kembali gagal meloloskan rancangan undang-undang pendanaan sementara dalam pemungutan suara ketujuh. RUU yang diajukan Partai Republik disetujui di DPR namun hanya memperoleh 54 suara dukungan dan 45 suara penolakan di Senat — belum mencapai ambang batas 60 suara. Sementara itu, proposal dari Partai Demokrat juga ditolak dengan hasil 47 mendukung dan 50 menolak.

Dalam rapat kabinet di Gedung Putih, mantan Presiden Donald Trump mengeluarkan peringatan keras, menyatakan bahwa pemerintah akan menggunakan penutupan ini untuk “menghapus permanen proyek-proyek Demokrat,” dengan menargetkan program yang disukai Demokrat tetapi tidak didukung oleh Republik. Ia menunjuk Russell Vought, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB), untuk memimpin proses pemangkasan tersebut.

Namun, di dalam Partai Republik sendiri masih terjadi perbedaan pendapat. Pemimpin minoritas Senat John Thune menolak menggunakan “opsi nuklir” untuk mengubah aturan prosedural dan memecah kebuntuan, meskipun sebagian anggota garis keras seperti Marjorie Taylor Greene dan Bernie Moreno mendukung langkah tersebut. Thune menegaskan bahwa mengubah aturan dapat berdampak buruk bagi Partai Republik di masa depan.

Sementara di DPR, Ketua Mike Johnson mempertahankan kebijakan “pemberitahuan 48 jam” tanpa janji pasti untuk melanjutkan sidang pekan depan. Anggota DPR Republik Kevin Kiley mengkritik strategi Johnson, menyoroti bahwa keputusan yang ada baru bersifat pendanaan sementara, bukan anggaran penuh.

Menurut laporan media, pemerintahan Trump telah membekukan atau membatalkan sejumlah proyek yang dipimpin negara bagian Demokrat dan kelompok progresif, termasuk pembekuan dana infrastruktur senilai US$18 miliar untuk New York City, pembatalan anggaran terkait iklim sebesar US$8 miliar, serta penghentian proyek transportasi Chicago senilai US$2,1 miliar. Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan pencabutan dana proyek energi bersih senilai US$12 miliar, termasuk program dekarbonisasi dan hidrogen yang disetujui oleh pemerintahan Biden, seperti proyek yang dipimpin Chevron dan Occidental Petroleum.

Trump menekankan bahwa langkah pemangkasan ini merupakan kesempatan untuk “merombak struktur pengeluaran pemerintah,” sambil menuduh Demokrat “memanfaatkan layanan kesehatan sebagai senjata politik.” Ia menegaskan bahwa Partai Republik adalah pihak yang benar-benar “menyelamatkan sistem kesehatan,” dengan fokus menurunkan harga obat.

Dari sudut pandang ekonomi, penutupan pemerintah yang berkepanjangan berpotensi menyebabkan pegawai federal tidak menerima gaji, sebagian lembaga berhenti beroperasi, serta menekan kepercayaan bisnis dan pasar keuangan. Dalam kondisi inflasi yang masih tinggi dan isu batas utang yang terus berulang, kebuntuan politik ini meningkatkan minat terhadap aset safe-haven seperti emas, yang cenderung menguat saat ketidakpastian meningkat. Investor menilai emas sebagai lindung nilai terhadap risiko politik dan ketidakmampuan fiskal pemerintah, sehingga semakin lama penutupan berlangsung, semakin besar pula permintaan terhadap emas sebagai aset perlindungan.

Analisis Teknis Emas

Harga emas mundur ke bawah level US$4.000, dan diperkirakan akan bergerak sideways di kisaran US$3.950–4.000. Strategi yang disarankan: jual di area atas, beli di area bawah, dengan batas risiko US$10–20.

• Resistensi: US$4.000 per troy ounce

• Dukungan: US$3.950 per troy ounce

Peringatan Risiko

Pandangan, analisis, riset, harga, atau data lainnya di atas hanya bersifat komentar pasar umum dan tidak mencerminkan posisi resmi platform ini. Setiap pengguna bertanggung jawab penuh atas keputusan investasinya masing-masing. Harap bertransaksi dengan hati-hati.