简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:FOMO (Fear of Missing Out atau ketakutan kehilangan peluang), sering membuat investor mengambil keputusan irasional karena takut ketinggalan tren pasar. Biasanya, istilah ini digunakan dalam pasar bul
FOMO (Fear of Missing Out atau ketakutan kehilangan peluang), sering membuat investor mengambil keputusan irasional karena takut ketinggalan tren pasar. Biasanya, istilah ini digunakan dalam pasar bullish ketika keserakahan manusia mendorong terbentuknya gelembung dan akhirnya memicu kejatuhan pasar modal.
Saat ini baik pasar saham, obligasi, maupun komoditas menunjukkan sentimen serupa. Analisis tidak harus dilakukan setiap hari, namun komentar harian tetap perlu mengingatkan adanya risiko.
Gambar 1 menunjukkan Indeks Sentimen AAII per 3 September, yang mencerminkan pandangan bullish-bearish investor ritel. Seiring indeks terus mencetak rekor, sentimen bearish ritel meningkat tajam dari 39,4% menjadi 43,4%. Kondisi ini membuat pasar berada pada fase short squeeze maupun cash squeeze. Ketika ritel akhirnya berbalik menjadi bullish penuh, menurut kami momentum kenaikan bisa segera mencapai titik akhir.

(Gambar 1, Indeks Sentimen Bull-Bear AAII; Sumber: AAII)
Meskipun demikian, pada level saat ini kami tetap tidak menyarankan investor melakukan buy on breakout. Mengutip perkataan klasik manajer dana ternama Wall Street, Mark Twain, sebelum krisis subprime 2008: “Yang menjerumuskan kita bukanlah ketidaktahuan, melainkan keyakinan salah yang terlihat benar.”
Semua orang tahu valuasi saham terlalu tinggi, ini bukan karena ketidaktahuan. Sebagai contoh, Nikkei 225 baru-baru ini mencetak rekor baru meski Perdana Menteri Jepang mengundurkan diri.

(Gambar 2, Perdana Menteri Jepang Mengundurkan Diri, Nikkei Mencetak Rekor Baru; Sumber: Sina Finance)
Secara teori, ketidakstabilan politik adalah “sentimen negatif absolut”, namun pasar justru berbalik naik. Banyak pihak berspekulasi bahwa kondisi politik yang tidak stabil dapat memperlambat langkah Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga, sehingga menghindari kesalahan policy tightening terlalu dini. Dalam ketidakpastian politik, pasar lebih memilih menunggu arahan kebijakan yang jelas.
Berbalik ke emas, laporan bulanan World Gold Council mencatat bahwa pada Agustus, dana berbasis emas di Amerika Utara meningkat sebesar USD 4,1 miliar—menjadi aliran masuk ketiga berturut-turut di kawasan tersebut.
Ada tiga faktor pendorong utama permintaan emas ETF: risiko perdagangan dan ketidakpastian pasar, tren berlanjutnya posisi jual dolar AS, serta pernyataan dovish Powell di Jackson Hole yang menekan ekspektasi suku bunga.

(Gambar 3, Arus Masuk Bersih ETF Emas; Sumber: World Gold Council)
Namun, kami menilai ketiga alasan ini masih agak rapuh. Posisi short dollar memang populer, tetapi dengan prospek neraca perdagangan membaik, melakukan short dollar pada titik ini tetap tidak rasional.
Risiko perdagangan juga relatif mereda, sehingga sulit memunculkan kejutan baru. Dengan likuiditas pasar yang semakin menyempit, risiko utama justru terletak pada potensi penguatan dolar, bukan inflasi.
Sementara itu, komentar dovish Powell lebih terkait masalah pasar tenaga kerja. Masalah pengangguran jangka panjang bersifat struktural, dan meski penurunan suku bunga dapat mengurangi beban utang perusahaan serta konsumen, sulit mendorong belanja dalam jangka pendek kecuali ekspektasi inflasi masa depan benar-benar turun.
Kesimpulan: FOMO saat ini dibangun atas dasar “keyakinan salah yang terlihat benar”. Investor sebaiknya tidak terbawa euforia pasar.
Analisis Teknis Emas

Berdasarkan indikator MACD, tren saat ini menunjukkan flattening, yang berarti masalah divergensi harga mulai mereda. Hal ini membuka ruang kenaikan lanjutan. Namun, inovasi harga tertinggi tidak dapat dijadikan acuan titik balik, justru area support harus lebih diperhatikan.
Support teknikal emas saat ini berada di: 3600 / 3578 / 3523.
Tidak ada level resistance yang signifikan.
Rekomendasi: Tetap wait and see hingga tren lebih jelas sebelum masuk posisi.
Peringatan Risiko
Pendapat, analisis, riset, harga, atau informasi lain di atas hanya merupakan komentar pasar umum dan tidak mencerminkan pandangan resmi platform. Seluruh risiko ditanggung sepenuhnya oleh pembaca. Harap berinvestasi dengan hati-hati.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.