简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Reli aset berisiko yang memanas berjalan seiring dengan penguatan posisi beli emas jangka pendek. Pasar masih terlena dalam ekspektasi pemangkasan suku bunga serta sentimen positif dari sektor AI. Kam
Reli aset berisiko yang memanas berjalan seiring dengan penguatan posisi beli emas jangka pendek. Pasar masih terlena dalam ekspektasi pemangkasan suku bunga serta sentimen positif dari sektor AI. Kami tetap meninjau perubahan data makroekonomi untuk memberikan panduan prospektif bagi investor.
1. Likuiditas Masih dalam Tren Pengetatan Bertahap
Pemantauan terhadap perubahan cadangan perbankan dalam neraca The Fed menunjukkan penurunan yang lambat. Namun, menyempitnya volume transaksi Overnight Reverse Repo (ONRRP) serta meningkatnya saldo rekening Departemen Keuangan AS (TGA) menandakan likuiditas pasar semakin ketat.

(Gambar 1. Neraca Federal Reserve; Sumber: FED)2. Permintaan Domestik AS Melemah – Impor Tercatat Negatif untuk Pertama Kalinya
Data terbaru menunjukkan total perdagangan barang AS tahun 2024 naik 4,38% dibanding 2023, dengan ekspor naik 1,89% dan impor naik 6,02%. Namun, hingga Juni 2025, pertumbuhan tahunan ekspor tercatat 3,33%, sementara impor turun -1,39%.
Impor mencerminkan prospek permintaan domestik di masa depan, mulai dari bahan baku hingga produk jadi. Dampaknya menyebar ke seluruh rantai pasok—fenomena yang kerap disebut sebagai “efek kupu-kupu”.
Kenaikan biaya akibat tarif paling besar dirasakan oleh sektor ritel dengan margin rendah. Mereka menghadapi dilema: menyalurkan beban biaya berisiko menekan konsumsi akhir, sementara tidak menyalurkannya akan menekan profitabilitas. Kondisi ini menandakan reli aset berisiko saat ini masih menyimpan kerentanan besar.

(Gambar 2. Perubahan Tahunan Ekspor-Impor AS; Sumber: M Square)3. Pertumbuhan GDP AS Q2 Menguat – Outlook Q3 Masih Samar
Pada April lalu, aksi jual besar-besaran membuat aset berisiko sangat undervalued, bahkan di bawah rata-rata jangka panjang. Dari sudut pandang makro, saat itu kami menyarankan investor untuk berani masuk pasar, bukan justru takut.
Sebaliknya, reli pasar saham saat ini sepenuhnya mencerminkan kinerja kuat GDP AS di kuartal II. Pertumbuhan ekonomi selalu diiringi tekanan inflasi. Namun, dengan konsumsi rumah tangga yang mulai melemah, inflasi diperkirakan menurun pada kuartal III.
Data juga menunjukkan rasio persediaan-penjualan sektor hulu masih tinggi. Penarikan barang lebih awal belum efektif mengurangi inventori. Jika rasio ini turun ke level 2022 (1,47) atau sebelum pandemi (1,44), barulah bisa disebut de-stocking mendekati akhir.

(Gambar 3. Rasio Persediaan-Penjualan Hulu-Tengah-Hilir; Sumber: M Square)Analisis Teknis Emas

Emas sempat menembus 3.420 USD sebelum berbalik arah, menyentuh target ekstensi Fibonacci 1,618 yang sebelumnya kami sebutkan. Investor dengan posisi beli disarankan melakukan profit-taking sebagian.
Level kunci yang perlu diawasi adalah 3.400 USD sebagai support. Jika level ini bertahan, peluang kenaikan ke target Fibonacci berikutnya di 3.488 USD tetap terbuka. Namun jika gagal bertahan, emas berisiko masuk fase konsolidasi besar.
Support: 3.400 USD
Resistance: 3.420 / 3.488 USD
Stop loss: 15 USD
Disclaimer: Pandangan, analisis, riset, harga, atau data lain di atas hanya merupakan komentar pasar secara umum. Tidak mewakili posisi resmi platform ini. Seluruh keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor. Harap bertransaksi dengan bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.